11 Guru Ponpes Dikirim ke Jepang


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 11 guru yang berasal dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia berkesempatan mengunjungi sekolah-sekolah di Jepang dan tinggal selama 12 hari di rumah warga Jepang untuk mengenal budaya di sana.

Wakil Duta Besar Jepang, Makita Shimokawa, mengatakan bahwa program yang diperuntukkan bagi para guru pondok pesantren sudah berlangsung sejak tahun 2004. Tujuan dari program ini adalah adanya pertukaran budaya dan berbagi ilmu tentang pendidikan yang ada.

"Kami berharap program ini terus berjalan agar hubungan baik yang terjalin antara Indonesia dan Jepang terus berlanjut," kata Shimokawa, saat memberikan sambutan pada penyerahan sertifikat pada 11 guru pondok pesantren di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/11/2012).

Sementara itu guru dari Pondok Pesantren Daar El-Azhar Banten, Ikhwan Hadiyyin Sadjad, mengatakan bahwa banyak ilmu yang diperolehnya selama berkunjung di Jepang. Tidak hanya masalah pendidikan di sekolah saja, ia juga mengamati cara orang tua di rumah mendidik anak-anaknya.

"Kebetulan kami homestay di sana. Saya tinggal bersama satu keluarga yang memiliki anak usia SD. Orang tuanya sangat disiplin dan memperhatikan benar pendidikan anak," kata Ikhwan.

"Pernah saat si anak mau ujian, satu rumah itu tidak boleh berisik atau sekedar menonton televisi karena itu dapat merusak konsentrasi anak. Disiplin di rumah itu yang sukar didapat di Indonesia," imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi sekolah di Jepang sangat baik dan tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di Indonesia. Fasilitas laboratorium dan koleksi perpustakaannya cukup lengkap. Padahal anggaran negara untuk pendidikan hanya mendapat plot 10 persen dari total anggaran negara.

"Kalau tidak salah anggaran pendidikan Indonesia di APBN malah mencapai 20 persen. Tapi apa yang terlihat? Kemana larinya uang-uang itu?" ujarnya.

Selain berkunjung ke sekolah, para guru ini juga diajak melihat lokasi bekas bencana tsunami yang kini sudah kembali seperti semula. Dari hal tersebut, para guru ini melihat bahwa warga Jepang mau bangkit pasca bencana tanpa harus menunggu uluran tangan dari siapapun termasuk pemerintah.
 
Editor : Caroline Damanik
 
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar