Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan
secara terus-menerus sampai datanya jenuh.
Dengan pengamatan yang terus-menerus tersebut mengakibatkan variasi data
tinggi sekali dan data yang diperoleh umumnya adalah data kualitatif,
sehingga teknik pengolahan data yang digunakan belum ada polanya yang
jelas, baku, atau pasti. Oleh karena itu, sering mengalami kesulitan
dalam melakukan analisis data.
Hal itu sejalan dengan pendapat dari beberapa orang ahli berikut ini, terkait dengan analisis data kualitatif.
a. Miles dan Huberman,
mengatakan bahwa yang paling serius dan sulit dalam analisis data
kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik.
b. Susan Stainback,
menyatakan bahwa belum ada panduan dalam penelitian kualitatif untuk
menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan guna
mendukung kesimpulan atau teori.
c. S. Nasution,
menyatakan bahwa melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit dan
memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan
intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti
untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode
sendiri yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
a. Pengertian Analisis Data Kualitatif
Berikut ini beberapa orang ahli yang merumuskan Pengertian analisis data dalam penelitian kualitatif.
1) Bogdan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
2) Susan Stainback
Analisis data adalah hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.
Hal ini berarti mengkaji dan memahami hubungan-hubungan dan konsep
dalam daya sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.
3) Spradley
Analisis dalam penelitian jenis apapun merupakan cara berpikir. Hal itu
berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian, hubungan antarbagian, dan hubungannya dengan
keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih
mana yang penting dan akan dipelajari, serta membuat kesimpulan,
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dari data
tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
dapat disimpulkan apakah hipotesis itu dapat diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul.
b. Proses Analisis Data Kualitatif
Mulai kapankah proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai
atau dilaksanakan? Sebenarnya jika kamu pahami, analisis data dalam
penelitian ini sudah dimulai sejak sebelum memasuki lapangan penelitian,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Menurut S. Nasution, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengum-pulan data daripada setelah selesai
pengumpulan data.
Bagaimanakah proses analisis data seperti yang dikatakan oleh S.
Nasution di atas apabila dijabarkan dalam sebuah penelitian kualitatif?
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum kita
melakukan penelitian sebenarnya atau dengan kata lain sebelum kita
terjun untuk mengumpulkan data di lapangan. Analisis dilakukan terhadap
data hasil dari studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan
untuk menentukan fokus penelitian.
Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Sebagai
contoh, jika seseorang ingin mencari pohon mahoni di suatu hutan.
Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa di
dalam hutan tersebut terdapat pohon mahoni. Oleh karena itu, peneliti
kemudian mengajukan usulan penelitian, di mana fokusnya adalah ingin
menemukan pohon mahoni pada hutan tersebut lengkap dengan
karakteristiknya.
Begitu peneliti memasuki lapangan, dalam hal ini adalah hutan, ternyata
tidak ada pohon mahoninya. Jika penelitian kuantitatif, tentu akan
membatalkan penelitiannya. Tetapi dalam penelitian kualitatif tidak
demikian, karena fokus penelitian bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah di lapangan. Karena itu tepat sekali jika analisis
data dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses penelitian.
2) Analisis Selama dan Setelah di Lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga
diperoleh data yang kredibel.
Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data banyak
menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan Huberman yang
sering disebut dengan metode analisis data interaktif. Mereka
mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif
ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan atau
verifikasi.
Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen terdapat 3 (tiga) tahap:
- Tahap Reduksi Data
Sejumlah langkah analisis selama pengumpulan data menurut Miles dan Huberman adalah :
Pertama, meringkaskan
data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi
penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan meringkas
dokumen yang relevan.
Kedua, pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat hal :
a. Digunakan simbul atau ringkasan.
b. Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu.
c. Kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu
d. Keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif.
Ketiga, dalam
analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan
obyektif.Peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan
mengedit jawaban atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau
obyektif-deskriptif.
Keempat, membuat
catatan reflektif. Menuliskan apa yang terangan dan terfikir oleh
peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas.
Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif
Kelima, membuat
catatan marginal. Miles dan Huberman memisahkan komentar peneliti
mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial merupakan
catatan marginal.
Keenam, penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
a. Pemberian label
b. Mempunyai format yang uniform dan normalisasi tertentu
c. Menggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik.
Ketujuh, analisis
data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo. Memo yang
dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi
ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi.
Kedelapan, analisis
antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan pada lebih dari satu
lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti. Pertemuan antar
peneliti untuk menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif,
catatn marginal dan memo masing-masing lokasi atau masing-masing
peneliti menjadi yang konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan.
Kesembilan, pembuatan
ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih bersifat matriks tentang
ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi.
Mencermati
penjelasan di atas, seorang peneliti dituntut memiliki kemampuan
berfikir sensitif dengan kecerdasan, keluasan serta kedalaman wawasan
yang tertinggi. Berdasarkan kemampuan tersebut peneliti dapat melakukan
aktivitas reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu
menjawab pertanyaan penelitian. Bagi peneliti pemula, proses reduksi
data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain
yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan wawasan
peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam
menjawab pertanyaan penelitian.
- Tahap Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, mengingat bahwa peneliti kualitatif banyak menyusun teks naratif. Display
adalah format yang menyajikan informasi secara tematik kepada pembaca.
Miles dan Huberman (1984) memperkenalkan dua macam format, yaitu :
diagram konteks (context chart) dan matriks.
Penelitian kualitatif biasanya
difokuskan pada kata-kata, tindakan- tindakan orang yang terjadi pada
konteks tertentu. Konteks tersebut dapat dilihat sebagai aspek relevan
segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari
sistem sosial dimana seseorang berfungsi (ruang kelas, sekolah,
departemen, keluarga, agen, masyarakat lokal), sebagai ilustrasi dapat
dibaca Miles dan Huberman (1984:133)
Penyajian
data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan merencanakan kerja
penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data
yang yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan
memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara
menampilkan data,
membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya
terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapi tujuan
penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting
menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.
Miles and Hubermen (1984) menyatakan : ”the most frequent form of display data for qualitative research data in the post has been narrative text”/yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Miles
dan Huberman membantu para peneliti kualitatif dengan model-model
penyajian data yang analog dengan model-model penyajian data kuantitatif
statis, dengan menggunakan tabel, grafiks, amatriks dan semacamyan;
bukan diisi dengan angka-angka melainkan dengan kata atau phase verbal.
Dalam bukunya Qualitative Data Analysis disajikan mengenai model-model penyajian data untuk analisis kualitatif. Miles
dan Huberman dengan model-modelnya itu dimaksudkan untuk mendorong
tumbuhnya kreativitas membuat modelnya sendiri, bukan hanya sekedar
konsumen model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman menyajikan 9 model
dengan 12 contoh penyajian data kualitatif bentuk matriks, gambar atau
grafik analog dengan model yang biasanya digunakan dalam metodologi
penelitian kuantitatif statistik.
Model 1 adalah model untuk mendeskripsikan model penelitian. Dapat berupa sosiogram, organigram atau menyajikan peta geografis.
Model 2 adalah model yang dipakai untuk memantau komponen atau dimensi penelitian, yaitu dengan checklist matrik. Karena
matriks itu tabel dua dimensi, maka pada barisnya dapat disajikan
komponen atau dimensinya, pada kolom disajikan kurun waktunya. Isi checklist hanyalah tanda-tanda singkat.
Model 3 adalah
model untuk mendeskripsikan perkembangan antar waktu. Isinya bukan
sekedar tanda cek, melainkan ada diskripsi verbal dengan satu kata atau
phase.
Model 4 adalah matriks tataperan, yang mendeskripsikan pendapat, sikap, kemampuan atau lainnya dari berbagai pemeranan.
Model 5 adalah
matriks konsep terklaster. Digunakan untuk meringkas berbagai hasil
penelitian dari berbagai ahli yang pokok perhatiannya berbeda.
Model 6 adalah
matriks tentang efek atau pengaruh. Model ini hanya mengubah
fungsi-fungsi kolom-kolomnya, diganti untuk mendeskripsikan perubahan
sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan, sebelum dan sesudah deregulasi
dan yang semacamnya.
Model 7 adalah
matriks dinamika lokasi. Melalui model ini diungkap dinamika lokasi
untuk berubah. Model ini berguna bagi peneliti yang memang hendak
melihat dinamika sosial suatu lokasi, tetapi memang tidak banyak
peneliti yang mengungkap hal tersebut cukup sulit.
Model 8 adalah menyusun daftar kejadian. Daftar kejadian dapat disusun kronologis atau diklasterkan.
Model 9
adalah jaringan klausal dari sejumlah kejadian yang ditelitinya. Dari
deskripsi atau sajian yang diringkaskan dalam berbagai model tersebut
dapat diharapkan agar mempermudah kita untuk merumuskan prediksi kita.
Selanjutnya disarankan dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif juga dapat berupa : bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), pictogram, dan sejenisnya. Kesimpulan
yang dikemukakan ini masih bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data
berikutnya.
- Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah
selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan
melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila ditemukan bukti-bukti buat yang mendukung tahap pengumpulan
data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang
disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten
dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka
kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Langkah
verifikasi yang dilakukan peneliti sebaiknya masih tetap terbuka untuk
menerima masukan data, walaupun data tersebut adalah data yang tergolong
tidak bermakna. Namun demikian peneliti pada tahap ini sebaiknya telah
memutuskan anara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak
diperlukan atau tidak bermakna. Data yang dapat diproses dalam analisis
lebih lanjut seperti absah, berbobot, dan kuat sedang data lain yang
tidak menunjang, lemah, dan menyimpang jauh dari kebiasaan harus
dipisahkan.
Kualitas suatu data dapat dinilai melalui beberapa metode, yaitu :
a. mengecek representativeness atau keterwakilan data
b. mengecek data dari pengaruh peneliti
c. mengecek melalui triangulasi
d. melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
e. membuat perbandingan atau mengkontraskan data
f. menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif
Dengan
mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu
cara atau lebih, diharapkan peneliti memperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penarikan
kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang
belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap menjadi jelas
setelah diteliti. Temuan tersebut berupa hubungan kausal atau
interaktif, bisa juga berupa hipotesis atau teori.
0 komentar:
Posting Komentar